OPINI

Puasa Sebagai Obat Stres Kronis

ruminews.id,- Kelenjar adrenal terletak di atas kedua ginjal, satu di setiap sisi tubuh. Bentuknya seperti segitiga kecil dan berfungsi seperti pabrik kecil yang terus bekerja untuk menghasilkan hormon. Saat seseorang mengalami stres, misalnya karena situasi yang mendadak atau tekanan emosional, kelenjar ini akan segera melepaskan hormon seperti adrenalin yang membuat jantung berdetak lebih cepat dan otot-otot siap bekerja. Selain itu, kelenjar ini juga menghasilkan kortisol yang membantu meningkatkan gula darah sehingga tubuh mendapatkan energi tambahan. Namun, jika stres berlangsung terus-menerus atau kronis, kelenjar adrenal akan bekerja terus-menerus tanpa henti. Kondisi ini bisa membuat kelenjar menjadi “lelah”, sehingga pada akhirnya tubuh bisa mengalami masalah seperti kelelahan berlebihan, gangguan tidur, dan penurunan sistem kekebalan tubuh.

“Ketika keinginan seseorang tidak terpenuhi, hal ini bisa menimbulkan perasaan kecewa atau frustrasi yang dianggap oleh otak sebagai suatu stres.”

Jika seseorang sangat terikat dengan keinginannya, maka apabila keinginan tersebut tidak terpenuhi, dampak stres yang dirasakan bisa jauh lebih intens. Keterikatan yang tinggi membuat otak menafsirkan kegagalan dalam memenuhi keinginan sebagai ancaman besar, sehingga kelenjar adrenal akan mengeluarkan lebih banyak hormon stres seperti adrenalin dan kortisol. Akibatnya, tubuh dapat mengalami peningkatan detak jantung, tekanan darah, serta perasaan cemas dan frustrasi yang berkepanjangan.

Keterikatan yang kuat terhadap keinginan juga mencakup hal-hal dasar seperti makan, minum, dan seks. Ketika seseorang sangat bergantung pada pemenuhan kebutuhan tersebut, dan jika kebutuhan itu tidak terpenuhi sesuai harapan, hal ini bisa menimbulkan perasaan frustrasi dan stres. Dengan kata lain, keinginan yang sangat kuat dalam hal-hal dasar sekalipun, jika terganggu, bisa memicu reaksi stres yang serupa seperti ketika keinginan-keinginan lainnya tidak terpenuhi. Selain itu, tekanan emosional atau psikologis seringkali muncul ketika seseorang merasa khawatir tentang berbagai aspek kehidupan, seperti keterbatasan waktu, masalah keuangan, tekanan dalam karier, atau bahkan kehilangan orang yang dicintai. Saat menghadapi situasi seperti ini, tubuh secara alami bereaksi dengan melepaskan hormon stres. Hormon-hormon ini membantu tubuh tetap waspada dan siap menghadapi tantangan. Namun, jika tekanan ini berlangsung terus-menerus tanpa ada waktu untuk pemulihan, stres dapat berubah menjadi beban berkepanjangan yang berdampak buruk bagi kesehatan. Akibatnya, seseorang bisa mengalami gangguan tidur, mudah lelah, sulit berkonsentrasi, daya tahan tubuh menurun, hingga rentan terhadap berbagai penyakit.

Baca Juga:  Mitos Tiga Bagian Otak

Dapat kita simpulkan bahwa keterikatan yang berlebihan terhadap keinginan dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami stres kronis, karena mereka terus-menerus merasa cemas, frustrasi, atau takut kehilangan sesuatu yang mereka anggap penting. Oleh sebab itu, dengan belajar mengontrol keinginan dan tidak terlalu terikat padanya, kita bisa menjadi lebih tenang dan mengurangi stres. Ketika seseorang terlalu bergantung pada pemenuhan keinginan tertentu – baik itu dalam hal materi, karier, hubungan, atau bahkan ekspektasi terhadap diri sendiri – mereka cenderung merasa gelisah dan tertekan jika kenyataan tidak sesuai harapan. Sebaliknya, ketika kita bisa menerima bahwa tidak semua hal berjalan sesuai keinginan, tubuh dan pikiran menjadi lebih rileks. Kelenjar adrenal tidak akan terus-menerus melepaskan hormon stres.

Baca Juga:  Ilusi Kehendak Sadar dan Manusia Yang Selalu Tidur

Seorang arif berkata bahwa puasa hati dari hawa nafsu lebih utama daripada puasa perut dari makanan. Ini berarti puasa tidak hanya soal menahan perut dari makan dan minum, tetapi juga tentang mengendalikan keinginan yang lebih dalam, seperti keinginan emosional dan spiritual. Artinya, selain mengontrol kebutuhan dasar, puasa juga mengajarkan kita untuk mengelola keinginan dalam pikiran dan hati – seperti keinginan untuk mendapatkan kepuasan instan, ambisi yang berlebihan, keserakahan, keinginan untuk selalu merasa bahagia, sukses, keinginan untuk diakui, dan bahkan emosi destruktif seperti kemarahan atau iri hati. Karena keterikatan yang berlebihan pada keinginan dalam pikiran dan hati dapat menyebabkan stres kronis.

Dengan berpuasa, kita belajar untuk mengontrol kecenderungan pada apa yang kita inginkan, baik kebutuhan fisik maupun keinginan dalam pikiran dan hati. Puasa bisa menjadi salah satu sarana terbaik untuk mengurangi stres, karena esensinya adalah latihan mengontrol keinginan dan keterikatan terhadap hal-hal duniawi. Ketika kita berpuasa, kita belajar untuk menahan diri tidak hanya dari makan dan minum, tetapi juga dari dorongan emosional seperti kemarahan, kecemasan, dan ambisi berlebihan. Dengan mengurangi keterikatan terhadap keinginan, tubuh dan pikiran menjadi lebih tenang. Produksi hormon stres berkurang, dan sistem tubuh lebih seimbang. Selain itu, puasa juga melatih kesabaran, keikhlasan, serta penerimaan terhadap keadaan, yang semuanya berkontribusi pada ketenangan batin dan kesehatan mental yang lebih baik. Oleh karena itu, puasa bisa menjadi metode alami untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan secara menyeluruh.

Baca Juga:  Manusia Diciptakan Untuk Sehat Secara Mental

Meskipun puasa memiliki banyak manfaat, termasuk membantu mengatasi stres kronis dan meningkatkan kesejahteraan fisik serta mental, tujuan utamanya tetaplah untuk mengharap ridha Sang Maha Sempurna. Puasa bukan sekadar latihan menahan diri, tetapi juga bentuk penghambaan dan ketaatan, dimana kita berlatih mengendalikan hawa nafsu demi mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan niat yang lurus, puasa tidak hanya memberikan ketenangan fisik dan emosional, tetapi juga menghadirkan kedamaian spiritual. Ketika kita berpuasa dengan penuh kesadaran bahwa itu adalah ibadah, hati menjadi lebih ikhlas, jiwa lebih ringan, dan stres pun berkurang karena adanya kepasrahan total kepada kehendak Sang Maha Sempurna. Inilah yang menjadikan puasa bukan hanya sarana mengontrol keinginan, tetapi juga jalan menuju ketenangan sejati dan kehidupan yang lebih bermakna.

Share Konten

Opini Lainnya

IMG-20250410-WA0068
Jangan Biarkan Perasaan Ini Mengendalikan Diri Dalam Mencari Rezeki
IMG-20250326-WA0012
Mudik Lancar, Ekonomi Lancar
IMG-20250326-WA0010
Kritik atas Tafsir Tradisional dalam Islam
IMG-20250323-WA0285
Panggung Impostor : Kecemasan HAM menuju Indonesia Emas
IMG-20250319-WA0017
Pemikiran Bung Hatta tentang Al-Quran Dibicarakan di Ma'REFAT INSTITUTE
IMG-20250316-WA0008
APBN 2025: Mengukir Strategi Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tantangan Global
GAYA-HIDUP
Omong Kosong Gaya Hidup Hijau di Bulan Ramadhan.
IMG-20250310-WA0153
Fatimah Al – Fihrih Yang Dirindukan
IMG-20250308-WA0165
Indonesia Tetap Akan Gelap Jika Penguasa Melanggar Konstitusi
IMG-20250305-WA0113
Ramadhan Dan Wajah Demokrasi Kita
Scroll to Top