OPINI

Kisah Imaginer Tentang Kemanusian Dalam Genggaman Teknologi

ruminews.id –Bayangkan anda hidup di tahun 2050. Pada suatu pagi yang sempurna, alarm anda berbunyi tepat pukul 06:15 pagi, waktu yang dipilih oleh AI asisten pribadi anda setelah menganalisis pola tidur anda semalam. Anggap saja anda menyebutnya “Aura” asisten digital pribadi yang tahu segalanya tentang anda secara detail—mulai dari detak jantung, tekanan darah, hingga preferensi sarapan anda yang sesuai dengan program kesehatan yang disarankannya.

“Selamat pagi….,” sapa Aura melalui speaker di kamar anda. “Tidurmu tadi malam kurang dalam. Aku sudah mengatur jadwal olah raga ringan pagi ini untuk membantu memperbaiki sirkulasi darahmu. Untuk sarapan, oatmeal dengan buah beri lebih baik dari pada roti panggang—gula darahmu sedikit tinggi.”

Anda pun mengikuti arahannya tanpa ragu. Lagi pula, Aura dengan data yang dimilikinya selama berinteraksi dengan anda, lebih tahu kondisi tubuh anda dari pada anda sendiri. Setelah olahraga, dia memandu anda memilih pakaian kerja berdasarkan cuaca, suhu ruangan kantor anda, dan bahkan tren mode terbaru.

Baca Juga:  Belanja Pemda Tak Boleh Tertahan: Jika Lambat, Ekonomi Bisa Macet

Di perjalanan ke kantor, mobil tanpa sopir yang anda miliki, membawa anda melalui rute tercepat, menghindari kemacetan yang diprediksi AI lalu lintas. Sambil duduk, Aura membacakan berita yang sudah dikurasi—hanya berita yang relevan dengan minat anda dan telah dicek kredibelitas beritanya oleh algoritma fact-checking.

Di kantor, hampir semua keputusan kerja dibuat berdasarkan rekomendasi algoritma. Tim marketing anda menggunakan data analitik untuk menentukan strategi pemasaran terbaik. Bahkan presentasi yang anda bawakan sudah dirancang sebelumnya oleh AI, lengkap dengan prediksi pertanyaan klien dan jawabannya.

Ketika makan siang tiba, Aura mengingatkan agar anda memilih menu rendah kalori karena anda telah melewatkan latihan intens minggu lalu. Dia bahkan memesan makanan dan membayar langsung menggunakan dompet digital anda seperti yang selalu dilakukannya.

Baca Juga:  New Year, New Challanges

Sore harinya, anda merasa sedikit stres karena tenggat waktu. Aura mendeteksi peningkatan detak jantungku dan menyarankan sesi meditasi lima menit. Dia memutarkan musik ambiance yang menenangkan, lalu memberikan afirmasi positif seperti seorang sahabat sejati.

Malamnya, Aura kembali mengambil alih kendali. Dia memutuskan bahwa anda sebaiknya tidak menonton serial drama berat yang ada di daftar tontonan karena emosi anda saat itu butuh sesuatu yang ringan. Sebagai gantinya, dia merekomendasikan komedi romantis dengan rating tinggi yang cocok untuk suasana hati. Lagi-lagi anda mengikutinya karena bagaimanapun juga, Aura lebih memahami diri anda dari pada anda sendiri.

Saat anda berbaring di tempat tidur, Aura merangkum hari yang telah anda lalui. “Hari ini kamu cukup produktif. Tidur lebih awal akan membantu memperbaiki energimu untuk besok. Aku akan menyesuaikan suhu ruangan ke tingkat optimal untuk tidur nyenyak. Selamat malam.”

Anda pun menutup mata, hanyut dalam suasana emosi yang dirancang Aura berdasarkan detail informasi yang dimilikinya. Anda merasa hidup anda teratur dan efisien.

Baca Juga:  Candaan di Balik Layar - [Dialog Imajiner yang Nyata]

Algortitma AI seperti Aura, memang membuat hidup kita lebih efisien. Dia tahu semua data tentang kita—riwayat kesehatan kita, apa yang kita makan, apa yang kita pikirkan, dan bahkan emosi yang mungkin tak kita sadari. Tapi di balik kenyamanan itu, mungkin sebagian dari kita akan merasa ada sesuatu kehampaan yang samar. Seperti hilangnya kebebasan untuk memilih atau kebergantungan sepenuhnya pada program mesin. Yuval Noah Harari dalam bukunya 21 Lessons for the 21st Century, menulis; di era AI, manusia bisa menyerahkan hampir semua aspek kehidupannya kepada algoritma. Namun pertanyaan besar tetap menggantung: Jika algoritma lebih tahu apa yang terbaik untuk kita, apa arti kebebasan dan kehendak bebas?

Share Konten

Opini Lainnya

IMG-20250410-WA0068
Jangan Biarkan Perasaan Ini Mengendalikan Diri Dalam Mencari Rezeki
IMG-20250326-WA0012
Mudik Lancar, Ekonomi Lancar
IMG-20250326-WA0010
Kritik atas Tafsir Tradisional dalam Islam
IMG-20250323-WA0285
Panggung Impostor : Kecemasan HAM menuju Indonesia Emas
IMG-20250319-WA0017
Pemikiran Bung Hatta tentang Al-Quran Dibicarakan di Ma'REFAT INSTITUTE
IMG-20250316-WA0008
APBN 2025: Mengukir Strategi Pertumbuhan Ekonomi di Tengah Tantangan Global
GAYA-HIDUP
Omong Kosong Gaya Hidup Hijau di Bulan Ramadhan.
IMG-20250310-WA0071
Puasa Sebagai Obat Stres Kronis
IMG-20250310-WA0153
Fatimah Al – Fihrih Yang Dirindukan
IMG-20250308-WA0165
Indonesia Tetap Akan Gelap Jika Penguasa Melanggar Konstitusi
Scroll to Top