Ketua Umum IKA ISMEI, Bahtiar Sebayang, menyebut MBG adalah “investasi masa depan” untuk anak-anak, ibu hamil, serta penguatan ekonomi lokal. Namun, ia menekankan perlunya evaluasi serius, terutama di wilayah yang sering bermasalah.
Saat ini ada lebih dari 6.000 dapur MBG yang melayani 20 juta penerima manfaat. Targetnya, 30.000 dapur aktif hingga akhir 2025 untuk menjangkau 82,9 juta orang.
IKA ISMEI mendorong beberapa langkah perbaikan:
-
Evaluasi menyeluruh standar pengolahan dan distribusi makanan.
-
Pengawasan ketat dari pemerintah, ahli gizi, dan lembaga independen.
-
Perbaikan khusus di wilayah rawan masalah seperti Garut, Brebes, Sukoharjo, dan kawasan Timur Indonesia.
-
Menjaga keberlanjutan program demi pembangunan SDM dan penanganan stunting.
-
Penyelenggara dapur harus berkomitmen menjaga kualitas dan bebas penyelewengan.
“Masalah yang ada jangan jadi alasan menghentikan program. Justru harus jadi panggilan untuk memperbaiki dan mengendalikan dengan serius,” tegas Bahtiar.
IKA ISMEI berharap pemerintah pusat dan daerah bekerja sama agar MBG berjalan aman, sehat, dan benar-benar memberdayakan masyarakat.