OPINI

Winning Streaks Dan Losing Streaks

ruminews.id Rosabeth Moss Kanter, profesor terkemuka, penulis, dan pakar dalam bidang manajemen dan kepemimpinan, memperkenalkan kepada kita konsep winning streaks dan losing streaks. Meskipun Rosabeth Moss Kanter mengembangkan dan menjelaskan konsep winning streaks dan losing streaks, namun dia tidak mengklaim bahwa dia adalah orang pertama yang memperkenalkan konsep-konsep ini. Kanter memberikan kontribusi signifikan dengan mengembangkan kerangka teori di balik bagaimana winning streaks dan losing streaks terjadi di dalam organisasi dan dalam konteks individu.

Winning Streaks (rentetan keberhasilan) adalah kondisi dimana keberhasilan yang dialami secara berulang menciptakan momentum yang mempermudah keberhasilan berikutnya. Momentum ini bukan hanya soal “nasib baik,” tetapi hasil dari serangkaian faktor yang saling memperkuat. Sedangkan Losing Streaks (rentetan kegagalan) adalah kondisi dimana kegagalan yang terjadi secara berulang menciptakan momentum negatif, membuat kegagalan berikutnya lebih mungkin terjadi. Ketika terjadi kegagalan berturut-turut, maka hal itu bisa membuat seseorang atau kelompok kehilangan keyakinan pada kemampuan mereka.

Pola losing streaks seringkali terjadi akibat kombinasi dari hilangnya kepercayaan diri akibat rentetan kegagalan. Kemudian dalam kondisi tertekan, orang cenderung membuat keputusan yang impulsif atau tidak terencana, yang memperburuk situasi. Misalnya, tim olahraga yang kalah mungkin mencoba strategi baru yang tidak mereka kuasai, menyebabkan kekalahan lebih lanjut. Yang terjadi selanjutnya adalah ketika seseorang atau kelompok gagal, maka mereka sering kehilangan dukungan dari lingkungan mereka, baik secara emosional maupun praktis. Misalnya, seorang pengusaha yang gagal beberapa kali akan kesulitan menarik investor baru. Akhirnya, terjadi lingkaran negatif, dimana kegagalan menciptakan ketakutan akan kegagalan lebih lanjut, yang membuat seseorang ragu untuk mengambil risiko atau mencoba hal baru.

Sebaliknya, winning streaks adalah pola keberhasilan yang merupakan hasil dari serangkaian faktor yang saling memperkuat. Keberhasilan sebelumnya memberikan keyakinan bahwa usaha yang sama (atau lebih baik) akan membawa hasil yang positif. Hal ini membuat rasa percaya diri meningkat. Misalnya, tim olahraga yang menang beberapa kali merasa yakin bahwa strategi mereka efektif, sehingga mereka bermain lebih berani dan percaya diri. Kemudian, orang atau kelompok yang mengalami kemenangan terus-menerus biasanya lebih fokus dan konsisten dalam usaha mereka, dimana terjadi tindakan yang konsisten dan berkualitas. Misalnya, dalam bisnis, perusahaan yang berhasil meluncurkan produk inovatif cenderung lebih percaya diri untuk meluncurkan produk lain dengan investasi lebih besar.

Maka terjadilah efek penguatan dari lingkungan, dimana keberhasilan menarik dukungan dari orang lain, seperti tim, pemimpin, atau bahkan audiens. Dukungan ini menciptakan lingkungan yang kondusif untuk sukses lebih lanjut. Misalnya, seorang siswa yang berhasil dalam kompetisi sains seringkali mendapat dukungan dari guru dan teman-temannya, yang memotivasi dia untuk terus belajar. Akhirnya, kesempatan baru selalu muncul, dimana keberhasilan sering membuka pintu untuk peluang baru. Hal ini menciptakan lingkaran positif dimana peluang meningkatkan kemungkinan keberhasilan lebih lanjut.

Winning streaks dan losing streaks bukanlah akibat dari nasib, melainkan merupakan hasil dari momentum yang terbentuk berdasarkan serangkaian kejadian atau keputusan yang saling terkait. Rosabeth Moss Kanter menjelaskan bahwa baik kemenangan berturut-turut (winning streaks) maupun kekalahan berturut-turut (losing streaks) tidak terjadi secara kebetulan atau hanya karena keberuntungan atau nasib. Sebaliknya, keduanya merupakan hasil dari pola yang terbentuk melalui sejumlah faktor yang berulang dan saling memengaruhi. Mereka adalah hasil dari pola yang terbentuk berdasarkan tindakan, keputusan, dan sikap yang diambil sepanjang waktu. Dengan memahami dinamika momentum ini, baik individu maupun organisasi bisa belajar untuk menciptakan momentum positif (winning streaks) dan menghindari atau memutus lingkaran negatif (losing streaks).

Share Konten

Opini Lainnya

331cac43-f13d-4690-a876-4f51ba879d65
Negara Sibuk Mengurus Sawit, Air Mengurus Rakyat: Air yang Jujur, Negara yang Mengelak
b2933403-15a0-4d99-acc9-00e5a7c644c8
Ketika Pelajaran Sekolah Menyelamatkan Nyawa.
00e38094-709c-4290-9114-a1114e54b60a
Kebijakan Pertanian : Peluang Generasi Muda dan Masa Depan Indonesia
962faf62-2d6b-4a1b-b248-cdfd67cfa972
Nexus: Ketika Jaringan Informasi Menjadi Arena Politik Peradaban
2e12a1c3-353e-453b-bc48-ed0418db2ed9
Raja Ampat dan Geopolitik Sumber Daya Alam: Di Antara Surga Ekologi dan Tarikan Ekonomi Global
6ce775bb-a2c5-4ce4-af47-629de78123fe
LKIII BADKO PAPUA BARAT - PAPUA BARAT DAYA: KEDAULATAN SDA MINERAL KRITIS
9914b5ac-eb0b-45f7-8a0c-c89cff75166f
Presiden tolong buatkan kami jembatan agar kami nyaman kesekolah. Seorang anak pelosok meminta lansung dibuatkan jembatan terhadap presiden.
abff4d92-1a71-496d-9412-afd1404a8a41
LK III BADKO HMI PAPUA BARAT - PAPUA BARAT DAYA: KAPITALISME DIGITAL & SEMESTINYA KADER HMI BERSIKAP
bfaac97f-6e5c-4768-8b85-928a191d4b8b
28 November: Peringatan yang Kita Diamkan, Dampak yang Kita Rasakan
129ecf4e-c0b8-490c-abd6-68d5ee5c90a9
Demokrasi Digital: Ketika Warganet Lebih Berkuasa daripada Wakil Rakyat
Scroll to Top