OPINI

Resonansi Positif : Rahasia Meningkatkan Hubungan Emosional dengan Pasangan dan Keluarga.

ruminews.id- Positivity Resonance atau Resonansi Positivitas atau Kesesuaian Positif adalah istilah yang diperkenalkan oleh Barbara Fredrickson dalam penelitian tentang emosi positif dan koneksi sosial. Konsep ini mengacu pada pengalaman emosi positif yang muncul dan saling berbagi antara dua atau lebih individu, menciptakan hubungan yang harmonis, saling menghargai, dan mendalam.

Dalam konteks ini, resonansi positif tidak hanya memperkuat hubungan emosional tetapi juga memengaruhi kesejahteraan fisik dan psikologis. Kesesuaian positif menggambarkan interaksi singkat namun bermakna yang bisa memperkuat hubungan sosial dan membawa manfaat besar bagi kesehatan fisik, emosional, dan psikologis.

Syahril Syam – Pakar Pemberdayaan Diri.

Kesesuaian positif terjadi ketika dua orang merasakan kebahagiaan atau perasaan baik yang sama pada saat yang bersamaan. Misalnya, saat tertawa bersama karena lelucon lucu, merasakan kehangatan saat berbagi pelukan, atau sama-sama merasa bahagia melihat sesuatu yang indah. Ini adalah momen ketika perasaan positif saling terhubung dan mempererat hubungan.

Saat sesuai secara positif, maka tubuh dan respons kita selaras dengan orang lain dan kita merasa terhubung. Misalnya, ketika berbicara dengan seseorang dan tanpa sadar saling meniru gerakan atau ekspresi wajah, tertawa bersama pada waktu yang sama, atau bahkan bernapas dengan ritme yang mirip. Ini adalah tanda bahwa kita dan orang tersebut benar-benar “nyambung” secara fisik dan emosional, dimana tubuh juga ikut berkomunikasi satu sama lain.

Yang terjadi kemudian adalah hubungan timbal balik. Ada rasa saling peduli antara dua orang. Keduanya merasa dihargai dan penting satu sama lain. Misalnya, saat kita mendengarkan cerita pasangan dengan penuh perhatian, dan dia juga mendengarkan kita dengan tulus ketika giliran kita berbicara. Hubungan ini terasa hangat karena kita dan pasangan sama-sama terhubung dan saling memberi perhatian yang tulus. Momen ketika kita berbagi emosi positif dengan orang lain ternyata berdampak langsung pada tubuh kita. Ketika kita merasa senang atau terhubung dengan seseorang, maka tubuh menjadi lebih rileks, dan tekanan darah kita cenderung menurun. Ini baik untuk kesehatan jantung kita.

Sistem imun kita menjadi lebih kuat karena merasakan emosi positif, membuat tubuh kita secara alami menjadi lebih tangguh dalam melawan penyakit. Hal ini terjadi karena emosi seperti kebahagiaan, cinta, atau rasa terhubung memicu pelepasan hormon-hormon “baik” seperti oksitosin dan endorfin. Hormon-hormon ini membantu mengurangi stres dan meningkatkan aktivitas sel-sel imun yang bertugas melindungi tubuh dari virus, bakteri, atau ancaman lainnya.

Momen-momen interaksi positif dengan orang lain, seperti berbicara, berbagi cerita, atau tertawa bersama, membantu tubuh untuk lebih rileks dan mengelola stres. Ketika kita merasa bahagia atau tenang, maka tubuh memproduksi lebih sedikit hormon stres, sehingga risiko penyakit seperti diabetes atau gangguan jantung bisa menurun.

Fredrickson menekankan pentingnya hadir dalam momen interaksi untuk menciptakan koneksi yang otentik. Ini sesuai dengan penelitian yang menunjukkan bahwa ketika kita sepenuhnya hadir dalam percakapan, kita lebih mungkin merasakan momen positivity resonance. Saat berbicara dengan seseorang, fokuslah sepenuhnya pada mereka. Jangan terganggu oleh ponsel atau pikiran lain. Tunjukkan bahwa kita mendengarkan dengan kontak mata, anggukan kepala, atau senyuman.

Dalam penelitiannya, Fredrickson menyatakan bahwa mendengarkan dengan penuh perhatian dan empati meningkatkan kualitas hubungan sosial, yang penting dalam menciptakan resonansi positif. Saat seseorang sedang menghadapi masalah, dengarkan dengan empati tanpa langsung memberikan saran kecuali diminta. Jadilah pendengar aktif – dengarkan tanpa menghakimi dan tunjukkan bahwa kita peduli.

Menerapkan prinsip positivity resonance dalam hubungan dengan pasangan dan anak dapat mempererat ikatan emosional dan memperdalam koneksi. Pasangan maupun anak akan merasa lebih dihargai dan terhubung. Ini tidak hanya meningkatkan kebahagiaan keluarga, tetapi juga dapat menurunkan tingkat stres, menciptakan rumah yang lebih harmonis, dan memberikan manfaat kesehatan mental serta fisik bagi semua anggota keluarga. Secara keseluruhan, dengan lebih sering mengalami positivity resonance dalam interaksi sehari-hari, hubungan dengan pasangan dan anak akan semakin erat, penuh kasih sayang, dan harmonis.

@pakarpemberdayaandiri

Share Konten

Opini Lainnya

ab29cefe-49ca-48f8-a59d-adf2c00da05b
Belajar Pelan-Pelan di Kota yang Bergerak Cepat
331cac43-f13d-4690-a876-4f51ba879d65
Negara Sibuk Mengurus Sawit, Air Mengurus Rakyat: Air yang Jujur, Negara yang Mengelak
b2933403-15a0-4d99-acc9-00e5a7c644c8
Ketika Pelajaran Sekolah Menyelamatkan Nyawa.
00e38094-709c-4290-9114-a1114e54b60a
Kebijakan Pertanian : Peluang Generasi Muda dan Masa Depan Indonesia
962faf62-2d6b-4a1b-b248-cdfd67cfa972
Nexus: Ketika Jaringan Informasi Menjadi Arena Politik Peradaban
2e12a1c3-353e-453b-bc48-ed0418db2ed9
Raja Ampat dan Geopolitik Sumber Daya Alam: Di Antara Surga Ekologi dan Tarikan Ekonomi Global
6ce775bb-a2c5-4ce4-af47-629de78123fe
LKIII BADKO PAPUA BARAT - PAPUA BARAT DAYA: KEDAULATAN SDA MINERAL KRITIS
9914b5ac-eb0b-45f7-8a0c-c89cff75166f
Presiden tolong buatkan kami jembatan agar kami nyaman kesekolah. Seorang anak pelosok meminta lansung dibuatkan jembatan terhadap presiden.
abff4d92-1a71-496d-9412-afd1404a8a41
LK III BADKO HMI PAPUA BARAT - PAPUA BARAT DAYA: KAPITALISME DIGITAL & SEMESTINYA KADER HMI BERSIKAP
bfaac97f-6e5c-4768-8b85-928a191d4b8b
28 November: Peringatan yang Kita Diamkan, Dampak yang Kita Rasakan
Scroll to Top