ruminews.id – HMI Cabang Gowa Raya menggelar Uji Publik dan Debat Kandidat Konferensi Cabang (Konfercab) XII pada 1 Desember malam bertempat di Coffee Solution Makassar. Kegiatan ini mengusung tema “Kuantum Leadership: Jalan Baru Kepemimpinan HMI Cabang Gowa Raya” dan menghadirkan tiga panelis, yakni Mujiburrahman, S.Sos., M.Si (Sekretaris Umum HMI Cabang Gowa Raya Periode 2003–2004), Dr. Nur Syamsiah Yunus Tekeng, M.Pd.I (Akademisi, Koordinator Presidium MW FORHATI Sulsel, Mantan Ketua Kohati Indonesia Timur), dan Aflina Mustafaina (Aktivis Perempuan, Dewan Pakar Forhati Sulsel).
Turut hadir Muh. Isra DS (Presidium KAHMI Gowa), serta tiga kandidat Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya: A. Wahyu Pratama Hasbi (Komisariat Syariah dan Hukum), Andi Rini Sulestiani (Komisariat Kesehatan dan Ilmu Kedokteran), dan Muhammad Amri (Komisariat Sains dan Teknologi). Acara juga dihadiri jajaran Pengurus Cabang, Pengurus Kohati, komisariat se-Gowa Raya, tim sukses masing-masing kandidat, serta ratusan kader HMI Cabang Gowa Raya.
Dalam sambutan Nawir kaling selaku Ketua Umum HMI Cabang Gowa Raya menyampaikan bahwa “Sepanjang HMI Cabang Gowa Raya belum dibubarkan. Maka kita harus saling membersamai satu sama lain”.
Nawir menambahkan dalam statemennya bahwa “Sebelum dikeluarkannya SK Karateker dari PB HMI, pengurus HMI Cabang Gowa Raya sebelumnya tidak pernah mendapatkan surat teguran/SP. Baik secara keorganisasian maupun penyampaian lisan kepada kami secara individu di kepengurusan. Kemudian setelah diduga terbit karateker, kami selaku pengurus menumpuh surat Permohonan PK dengan uraian catatan kritis ke PB HMI dengan melampirkan dokumen-dokumen konfercab yang sedang berjalan sejak bulan Juni 2025. Kenapa tertunda, itu ada alasannya. Sementara SK Karateker muncul pada saat bulan November. Hingga saat ini belum ada tanggapan dri PB HMI mengenai Permohonan PK yang kami ajukan. Sebabnya itu kami berkesimpulan bahwa, sekalipun Konfercab versi karateker dijalankan. Maka kami juga tetap menjalankan Konfercab ini sesuai mekanisme organisasi. Ini adalah tantangan bagi kita semua terkait pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab yang ingin memecah belah HMI, dan kita tidak mengaminkan itu. Maka HMI Cabang Gowa Raya tidak akan terbelah. Mengenai polemik ini, di ujung sayang ingin menyelesaikan dengan baik-baik. Kepengurusan ini siap saya pertanggungjawabkan di forum Konfercab ke-XII. Secara pribadi dan kelembagaan, saya sangat tidak menginginkan HMI Cabang Gowa Raya terpecah. Mari kita jaga Marwah HMI Cabang Gowa Raya. Untuk para kandidat, persiapkan pengorbanan kalian, selebihnya sisahkan keikhlasan dan rasa syukur. Ketika ingin berjalan cepat, maka jalanlah sendirian. Tetapi ketika ingin berjalan jauh maka jalanlah bersama-sama. (Tutupnya).

Dalam kegiatan Uji Publik dan Debat Kandidat Konferensi Cabang ke-XII ini dipandu langsung oleh Aenul Ikhsan selaku Direktur Eksekutif LKBHMI Cabang Gowa Raya bertindak sebagai moderator. Dimulai dengan pembukaan resmi, pencabutan nomor urut, orasi ilmiah dan pemaparan visi misi Kandidat, sesi tanya jawab, dialog solutif, support, saran-saran yang membangun serta diakhiri dengan hikmat dan foto bersama.
Visi misi diawali oleh kandidat nomor urut 1 Muhammad Amri dalam visi misinya mendorong gagasan “HMI konstruktif” bahwa “HMI Cabang Gowa Raya kedepannya akan dikelola melalui teknologi dan database digital agar mudah diakses dalam ruang-ruang perkaderan maupun sebagai wadah kader dalam merespon isu-isu kehormatan dan kebangsaan. Ke depan menargetkan minimal 1000 kader dalam satu periode, dan merangkum dalam big data digital, sebagai akses kader mempermudah menjalankan misi kualitas insan cita.
“Tentu dalam sebuah kepemimpinan, pentingnya manajemen konflik dalam merespon trouble yang terjadi di internal HMI cabang Gowa Raya khususnya tentu diselesaikan dengan bijak, sikap ideal struktural dan tidak lepas dari aturan main organisasi. Dalam kepemimpinan ke depan, Tetap pada prinsip mengedepankan nilai-nilai keummatan dan kebangsaan, dengan fokus menjadikan HMI Cabang Gowa Raya sebagai laboratorium keilmuan, menjawab tantangan zaman yang berdampingan dengan Artificial Intelegensi. (Tutupnya)

Andi Rini Sulestiani selaku Kandidat Nomor urut 2, menekankan “pentingnya membangun jiwa kepemimpinan bagi kader-kader melalui Komisariat”
Yang menjadi titik fokus dalam misi calon ketua umum raya yang berlatar belakang Kohati ini menekankan “pentingnya membangun kesadaran kader melalui proses kaderisasi yang baik dan tidak terlalu menekankan pada pragmatisme kader dalam menjalankan misi HMI. Rini juga menekankan “Pentingnya pengembangan skill bagi kader-kader komisariat sehingga kader tidak terlalu berpikir taktis. Membuka akses dan ruang-ruang bagi kader sesuai dengan bidangnya. Agar mewujudkan kader-kader yang berkualitas insan cita. Merespon polemik internal HMI dengan menurunkan ego sentris dan saling simpu merangkul. “Izinkan saya tumbuh seperti bunga tembok, mungkin tumbuh indah di tempat yang keras, tapi tidak untuk datang merusak.” (Tutupnya)
Sementara A Wahyu Pratama Hasbi kandidat nomor urut 3 menekankan bahwa “ingin membawa HMI Cabang Gowa Raya melangkah bersama-sama menentukan arah, agar HMI cabang Gowa Raya mampu berkarakter dan menjunjung tinggi nilai-nilai intelektual serta mendorong pentingnya profesionalisme dalam tubuh HMI. Dengan tetap berdiri pada komitmen independensi etis dan independensi organisatoris. Kader HMI cerminanya adalah lima kualitas insan cita, cerminanya NDP. Membuka ruang yang selebar-lebarnya kepada seluruh kader yang memiliki keterampilan, skil dan kreativitasnya melalui ruang-ruang perkaderan. Mendudukkan problem HMI pada muara perkaderan, mengharmonisasi kepengurusan yang bernuansa intelektual dan semangat perjuangan di tubuh HMI Cabang Gowa Raya.
Dalam kesempatan sebagai panilis Mujiburrahman merespon tema konferensi cabang yakni ‘Kuantum Leadership” “tentunya membicarakan mengenai perubahan yang berusaha mengajak kita untuk meninggalkan pola-pola yang tidak mendidik, dan menumbuhkan kepemimpinan dalam tubuh HMI Cabang Gowa Raya yakni kepemimpinan yang progres. Quantum leadership membawa kita untuk pindah dari kepemimpinan yang linear, dari kepemimpinan yang statis, yang tidak progres. Tapi mengajak kita membawa kepemimpinan manajerial dan adaptasi dengan teknologi. Sehingga kita semua berharap bahwa kepemimpinan HMI ke depan mampu membawa warna yang cerah terhadap agenda-agenda kekaderan. HMI adalah organisasi kader, ini dulu yang harus kita pahami sebagaimana 5 kualitas insan cita dalam tujuan HMI.
Mujiburrahman sebagai mantan ketua internal Badko HMI Sulselrabar tahun 2004-2005, juga menyinggung terkait fenomena dualisme kepemimpinan, “Dualisme ini merusak jantung organisasi dan ini bukan sekedar polemik struktural, namun ini mengenai krisis etika dan krisis integritas. Proses menuju pemimpin di HMI itu harus ditempa dengan proses yang matang. Kaderisasi memang nomor satu tapi tidak kalah penting adalah struktural, itu sangat mempengaruhi kebijakan. HMI adalah rule mode organisasi modern. Karena saat ini HMI Cabang Gowa Raya ada dua versi konfercab, maka tugas daripada Nawir dan ketiga kandidat ini adalah selesaikan Konfercab dan membuat rekomendasi kritis ke PB HMI melalui pertimbangan konstitusi, terkait kondisi di HMI Cabang Gowa Raya. Kader-kader HMI ke depan harus banyak-banyak merefleksi diri. Harus memiliki intelektual dan spiritual, manejerial dan memiliki networking. (Tutupnya).
Sementara Nur syamsiah menekankan bahwa uji publik dan debat kandidat ini merupakan salah satu langkah penyelesaian. Beliau memberikan kutipan dari salah satu lagu yaitu “kau yang memulai, kau yang mengakhiri” jadi pada malam hari ini kita semua yang hadir hari ini “siapapun yang terpilih nantinya, kita siap menjadi saksi”. Intinya maju saja dulu, jangan mundur, tetap maju menjadi kandidat ketua umum. Persoalan siapa yang terpilih nantinya, saya tidak ada masalah, intinya fokus selesaikan dalam satu periode, jangan lewat. Apalagi sampai ada karateker. Kenapa selalu ada perpecahan? karena lewat periodenya. Untuk Kandidat, sanggupkah kalian selesaikan tepat waktu? Sebagai seorang pemimpin pentingnya pembenahan karakter dan mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menjalankan sikap kepemimpinan. Karena pemimpin itu mengayomi dan menjaga nama baik.(tegasnya).
Selaku mantan Ketua Umum Kohati Badko HMI Sulawesi ini juga menyesalkan adanya karateker, “Kenapa tidak dibicarakan baik-baik terlebih dulu? Kenapa tidak ditempuh dengan langkah-langkah ideal dan administrasi resmi? Harusnya diundang dulu pengurus cabang secara baik-baik, sampaikan dengan baik. Kecuali cabang memang tidak mau Konfercab, kan. Karena adanya kebijakan karateker itu, banyak menyakiti hati orang lain, bukan hanya kepengurusan Nawir, termasuk saya. Harus jelas agar keputusan itu sehat, tidak ada kecurigaan. Saya berharap ketika Konfercab ini sudah ada yang terpilih, jangan lagi ada yang melewati batas periode. Selesaikan Konfercab dengan baik. “Pantang tugas tidak diselesaikan dengan tuntas. Sampai ketemu di pelantikan, dan saling merangkul semuanya”. (Tutupnya).
Sementara menurut Aflina “Quantum leadership itu, kandidat harus mentransformasikan kepemimpinan tradisional yang biasa-biasa saja saat ini, menuju kepemimpinan yang transformatif. Yang mana di dalamnya ada perubahan, ada partner shift, mampu membaca arah ke depan, visioner dengan memiliki connecting yang luas dan intersectionalitas.
“Teman-teman itu harus membangunkan rasa kecintaan pada HMI, rasa kecintaan pada Islam, rasa kecintaan pada perkaderan. Integritas itu harus dipegang secara utuh. Karena Integritas itu yang membuat pemimpin menjadi berkarakter, dan melalui Integritas itu lembaga terbangun. Dengan melalui dialog panjang, public menangkap bahwa para kandidat sudah bisa menyimpulkan dan membicarakan rencana ke depan di tubuh HMI Cabang Gowa Raya. Selamat yah para kandidat, kalau begitu jalankan Konfercab.
Turut hadir pula Muh. Isra DS selaku Presedium KAHMI Gowa memberikan apresiasi terkait tahapan konfercab yang diselenggarakan karena membuka ruang kepada seluruh publik melalui uji publik dan debat kandidat yang sangat luar biasa.
Isra juga menekankan “Pentingnya membangkitkan kembali spirit kaderisasi keislaman dalam tubuh HMI yang mengalami degradasi integritas khususnya pada integritas nilai-nilai keislaman. Maka yang menjadi tantangan kepemimpinan HMI ke depan adalah mengembalikan identitas HMI sebagai organisasi keislaman dan keindonesiaan. Kecenderungan kader-kader HMI saat ini adalah adanya pragmatis oriented, seolah-olah identitas HMI terlihat hanya pada saat demo, dan itu sudah menjadi presepsi publik. Ini yang kami harap ke depan, kembalikan HMI pada ruhnya yang memiliki kecenderungan pada nilai-nilai intelektualitas, nilai-nilai spiritual dan mengedepankan moral sebagai kader keumatan dan kebangsaan.
Presidium KAHMI Gowa juga menyinggung terkait adanya karateker yang hadir dalam kepengurusan Nawir. Namun menganggap itu tidak ada masalah, itu adalah dinamika internal organisasi yang sudah besar. Tugas kita sekarang adalah mencari problem solving. Jangan takut pada dinamika, orang-orang yang besar itu orang-orang yang melewati badai, bahkan menciptakan badai. Kondisi dualisme itu sangat perspektif. Apalagi urusan karateker. Di HMI saya kira rata-rata tidak ada kepengurusan yang betul-betul pas selesai dalam satu periode. Kalau itu yang menjadi rujukan, maka hampir seluruh cabang dikaratekerkan. Tentu timbul perdebatan, apakah melalui prosedur? apakah karateker itu sesuai dengan konstitusi? Itukan perlu diuji. Apalagi Kepengurus yang lewat periodenya, itu budaya yang harus ditinggalkan. Makanya kepengurus itu harus selesai dengan evaluasi bukan dengan langkah instan. HMI Cabang Gowa Raya pun hari ini harus dievaluasi, demi kepentingan HMI ke depan. Maka Setelah Konfercab ini selesai, para kandidat diharapkan untuk tidak memperruncing masalah. Jangan sampai isu dualisme ini berlanjut. Maka dari itu, KAHMI Gowa siap menjadi fasilitator untuk menyelesaikan polemik di internal HMI Cabang Gowa Raya ini. (Tegasnya)