NDP sebagai Kompas Ideologis dan Praksis Islam dalam Arus Globalisasi Ekonomi: Refleksi dari Intermediate Training HMI Makassar Timur

ruminews.id, Makassar — Malam itu, ruang konferensi Hotel LaMacca kembali dipenuhi suasana yang teduh namun berdenyut dengan semangat intelektual. Para peserta Intermediate Training (LK2) Tingkat Nasional HMI Cabang Makassar Timur duduk berbaris rapi, mencatat, menyimak, dan sesekali saling bertukar pandang penuh keakraban. Dalam forum yang tertib dan hangat tersebut, hadir Fadlun Sangadji, S.T., M.T., membawakan materi bertajuk “NDP sebagai Respon Ideologis dan Praksis terhadap Ekonomi Global.”

Dalam pemaparannya, Fadlun Sangadji menegaskan bahwaNilai Dasar Perjuangan (NDP) bukan sekadar dokumen konseptual, melainkan rumusan ideologis yang hidup, lahir dari pergulatan sejarah panjang Himpunan Mahasiswa Islam untuk menemukan jati diri perjuangan Islam dalam konteks modernitas dan globalisasi. Ia menuturkan bahwa NDP pberakar pada ajaran-ajaran pokok Islam sebagaimana termaktub dalam Al-Kitab dan As-Sunnah, menjadi pegangan normatif yang membimbing kader dalam membaca dunia yang terus berubah.

“NDP adalah jalan tengah antara keimanan dan rasionalitas. Ia menuntun kader agar tidak hanyut dalam arus global kapitalisme, tapi juga tidak terjebak dalam romantisme masa lalu. Ia adalah ideologi yang bernafas ilmu dan berspirit iman,” ujarnya dengan nada reflektif.

Dalam konteks ekonomi global, Fadlun menguraikan bagaimana kapitalisme dan neoliberalisme telah membentuk pola pikir, struktur sosial, hingga arah kebijakan publik. Ia memandang NDP sebagai respon ideologis bukan hanya untuk menolak dominasi ekonomi global, tetapi juga untuk menawarkan alternatif praksis yang menempatkan manusia sebagai subjek perjuangan, bukan sekadar alat produksi.

Fadlun kemudian menelusuri konteks historis kelahiran NDP. Ia menyebutkan tahun 1968 sebagai momentum penting, di mana modernisasi diartikan sebagai rasionalisasi, bukan westernisasi. Lalu memasuki tahun 1970, muncul keharusan untuk melakukan pembaruan pemikiran Islam demi menjawab tantangan integritas umat di tengah perubahan sosial. Dalam pandangan Fadlun, dua hal inilah yang menandai kelahiran NDP sebagai ideologi modern yang berakar pada iman dan ilmu.

“Perjuangan universal harus memenuhi dua syarat,” lanjutnya, “yakni keteguhan pada iman ideologi dan ketetapan pada medan perjuangan ilmu yang luas. Tanpa keduanya, perjuangan hanya akan kehilangan arah.”

Forum berjalan tertib, hangat, dan penuh keakraban. Para peserta tampak larut dalam suasana intelektual yang menggugah mencatat dengan tekun, bertanya dengan santun, dan berdialog dalam semangat persaudaraan. Tak ada jarak antara pemateri dan peserta; yang ada hanyalah pertukaran gagasan dalam atmosfer keilmuan yang hidup.

Di penghujung sesi, tepuk tangan mengalun lembut. Banyak peserta masih tampak enggan meninggalkan ruangan, seolah diskusi itu menyalakan kembali api kesadaran ideologis yang sempat redup di tengah realitas pragmatis.

Malam itu, HMI Cabang Makassar Timur kembali menegaskan perannya sebagai laboratorium pemikiran Islam dan perjuangan kemanusiaan. Melalui materi tentang NDP sebagai respon ideologis dan praksis terhadap ekonomi global, para kader disadarkan bahwa perjuangan bukan sekadar melawan ketimpangan, tetapi juga membangun kesadaran bahwa iman dan ilmu adalah dua sayap untuk terbang di langit peradaban yang semakin kompleks.

Scroll to Top