Raisa dan Hamish: Cinta yang Menyentuh Langit, Kini Merunduk di Persimpangan Takdir

ruminews.id – Jakarta, Kabar itu jatuh ke ruang publik seperti pecahan kaca yang memantulkan seribu tanya. Raisa Andriana dan Hamish Daud, dua nama yang selama ini menjadi simbol keindahan cinta dan keluarga harmonis, kini berdiri di persimpangan perpisahan. Jagat hiburan tanah air seakan menahan napas; publik tak siap menerima bahwa cinta yang dulu disanjung dan dirayakan jutaan hati, kini berubah menjadi kisah sendu yang terlipat dalam lembar gugatan cerai.

Resmi sudah, Pengadilan Agama Jakarta Selatan mengonfirmasi bahwa gugatan atas nama Raisa telah terdaftar pada 22 Oktober 2025. Sidang perdana akan digelar pada 3 November mendatang, tanggal yang kini diselimuti tanda tanya, akankah menjadi awal perpisahan, atau justru pintu menuju perenungan dan mediasi?

Padahal, sejak janji suci terucap pada 3 September 2017, kisah cinta mereka bagai dongeng yang hidup. Setiap senyum terekam manis di lensa kamera, setiap langkah berdua menjadi simbol kasih yang hangat. Publik menyebut mereka “pasangan sempurna,” sepasang jiwa yang tak hanya berpadu dalam cinta, tetapi juga dalam citra. Namun, sebagaimana musim yang berganti tanpa aba-aba, cinta pun bisa perlahan meredup bukan karena kebencian, tapi mungkin karena perjalanan yang mengubah arah.

Pertanda keretakan itu muncul tanpa dentum. Hanya sebuah keheningan di dunia maya: foto peringatan ulang tahun pernikahan kedelapan mereka lenyap dari laman Instagram Hamish. Hilang tanpa kata, namun meninggalkan gema yang cukup nyaring untuk mengguncang ruang publik. Sejak saat itu, bisik-bisik tentang retaknya rumah tangga mulai menyeruak, seperti angin dingin yang menyelinap di antara celah jendela malam.

Meski publik haus akan jawaban, baik Raisa maupun Hamish memilih diam. Tak ada klarifikasi, tak ada penjelasan hanya sunyi yang berbicara. Pengadilan pun menegaskan bahwa alasan di balik gugatan merupakan ranah tertutup, seakan cinta yang dulu dibagi dengan dunia kini ingin berpulang dalam ruang hening, tanpa sorot kamera, tanpa kalimat manis yang dipoles media.

Sementara itu, publik tak kuasa menahan haru. Kolom komentar di media sosial dipenuhi doa dan harapan: agar mereka menemukan kedamaian, apa pun bentuknya. Ada yang berharap rujuk, ada pula yang berbisik pasrah bahwa mungkin inilah cara semesta mengajarkan, bahwa cinta tidak selalu harus dimiliki untuk tetap indah dikenang.

Kini, semua mata tertuju pada tanggal 3 November 2025. Di sana, mungkin cinta akan diuji sekali lagi — apakah masih ada sisa hangat untuk diselamatkan, atau hanya kenangan yang tinggal untuk dipeluk dalam diam. Apa pun keputusan akhirnya, kisah Raisa dan Hamish akan tetap terpatri dalam ingatan publik, sebagai bukti bahwa bahkan cinta yang paling megah pun bisa berakhir dengan sunyi, namun meninggalkan gema yang abadi di hati yang pernah percaya pada cinta.

Scroll to Top