Ketua Umum PB HMI Soroti Tantangan Keberlanjutan di ASEAN pada Konferensi FAEA di Bangkok, Thailand.

ruminews.id – Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Bagas Kurniawan, membawa isu keberlanjutan ke panggung global dalam the 47th Federation of ASEAN Economic Associations (FAEA) Annual Conference di Bangkok pada 22–23 Januari 2025. Dalam kesempatan itu, Bagas mempresentasikan penelitiannya tentang hubungan antara pertumbuhan ekonomi dan skor ESG (Environment, Social, Governance) di negara-negara ASEAN dan dunia.

Tren Baru: Keberlanjutan di Atas Pertumbuhan Ekonomi Cepat

Bagas mengungkapkan bahwa tren global kini tak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi yang cepat, tetapi juga pada kualitas pertumbuhan yang berkelanjutan. “Kita melihat bahwa trend dunia saat ini sudah tidak lagi mengejar pertumbuhan ekonomi yang cepat saja, namun best practices dari upaya-upaya untuk menggapai kualitas pertumbuhan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Baca Juga:  Revisi UU TNI Sah, Badko HMI Sulsel: Pengkhianatan Terhadap Reformasi
Bagas Kurniawan -Ketua Umum PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

Dalam penelitiannya, Bagas memetakan dampak pertumbuhan ekonomi terhadap skor ESG, serta faktor lain seperti sektor manufaktur, pendidikan, dan tata kelola pemerintahan. Studi tersebut mencakup perbandingan antara negara-negara OECD dan ASEAN+BRIICS, termasuk Indonesia.

Poin Penting Penelitian: Pertumbuhan Ekonomi dan ESG.
Temuan utama Bagas menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi pada umumnya berdampak positif terhadap skor ESG. Namun, tantangan utama justru ditemukan pada sektor manufaktur, yang secara signifikan menurunkan skor ESG. “Memang tantangan kita salah satunya adalah pada sektor bernilai tambah ini (manufaktur) yang perlu menjadi concern kita semua untuk menggunakan sumber-sumber daya yang ramah pada tujuan keberlanjutan,” jelasnya.

Selain itu, Bagas juga menyoroti pentingnya pendidikan dalam meningkatkan kualitas ESG. “Artinya, kualitas sumber daya manusia harus terus jadi prioritas,” tambahnya.

Baca Juga:  Menhub dorong pembangunan akses ke Stasiun Kereta Cepat Karawang

ASEAN dan BRIICS: Tantangan Besar di Depan Mata.
Bagas menyerukan kepada para pemimpin negara-negara ASEAN dan BRIICS untuk meningkatkan komitmen terhadap keberlanjutan. Berdasarkan analisisnya, pertumbuhan ekonomi di kawasan ini justru berdampak negatif terhadap skor ESG dalam beberapa skenario. “Dampak negatif terhadap ESG saya temukan dalam beberapa skenario analisis data, yang artinya memang upaya yang ada saat ini perlu diperkuat,” tegasnya.

Ia menyarankan adopsi teknologi yang ramah lingkungan dan kerjasama strategis antar negara untuk mengatasi tantangan ini. Perbandingan dengan negara-negara OECD menunjukkan bahwa kawasan ASEAN dan BRIICS perlu mengambil langkah-langkah lebih signifikan untuk meningkatkan keberlanjutan.

Optimisme untuk Masa Depan yang Berkelanjutan.
Di akhir presentasinya, Bagas menekankan pentingnya kolaborasi, transparansi, dan akuntabilitas dalam mewujudkan pembangunan yang berkualitas. Ia menyampaikan pesan optimisme kepada para ekonom dunia. “Dengan optimisme yang kuat, kita mampu memberikan dunia yang baik bagi semuanya khususnya pada generasi penerus kita,” tutupnya

Baca Juga:  ANTARA buktikan negara hadir lewat berita ke pelosok nusantara
Scroll to Top