ruminews.id – Makassar, 20 September 2025 – Dalam rangkaian Latihan Kader Kesehatan Tahun 2025 LKMI HMI Cabang Makassar Timur, salah satu sesi penting dibawakan oleh dr. Irwan Ashari, M.Med., Ed., AIFO-K, FIHFAA, dengan materi berjudul “Masa Depan Profesi Kesehatan di Era Transformasi Sistem: Antara SDM, Pembiayaan, dan Etika Layanan Publik”.
Dalam pemaparannya, dr. Irwan menekankan bahwa kesehatan adalah pondasi utama untuk mencetak SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045. Namun, masa depan profesi kesehatan menghadapi tiga tantangan besar: maldistribusi sumber daya manusia, Kebutuhan spesialis dan subspesialis, pembiayaan, dan etika serta kualitas layanan publik.
Dari sisi SDM kesehatan, ia menggarisbawahi masih terjadinya maldistribusi tenaga, di mana kota besar mengalami surplus, sementara daerah terpencil kekurangan tenaga medis. Ke depan, dibutuhkan peningkatan kompetensi, pemerataan distribusi, serta kesiapan dalam menguasai teknologi digital health.
Dari aspek pembiayaan, dr. Irwan menguraikan bahwa total belanja kesehatan Indonesia pada 2024 mencapai Rp624,4 triliun atau hanya 2,9% dari PDB, jauh di bawah standar WHO sebesar 5%. Lebih dari 24% biaya kesehatan terserap untuk penyakit katastropik seperti jantung, stroke, kanker, dan gagal ginjal. Hal ini menunjukkan urgensi diversifikasi pembiayaan serta penguatan program promotif dan preventif agar sistem lebih berkelanjutan.
Sementara dari perspektif etika layanan publik, ia menekankan prinsip kesetaraan akses, akuntabilitas, transparansi, empati, dan komunikasi yang humanis. Transformasi digital memang akan mempercepat layanan, mulai dari rekam medis elektronik hingga telemedicine dan pemanfaatan AI. Namun, teknologi tetap harus berjalan seiring dengan sentuhan manusia dan nilai kemanusiaan.
Menutup sesinya, dr. Irwan mengingatkan bahwa integrasi SDM yang kompeten dan merata, pembiayaan yang berkelanjutan, serta etika layanan publik yang humanis adalah tiga pilar masa depan kesehatan Indonesia. Peran kader HMI sebagai calon pemimpin bangsa sangat penting dalam memastikan transformasi sistem kesehatan tidak sekadar modern, tetapi juga adil, merata, dan berpihak pada masyarakat luas.