Ketua GMNI Sulsel menyayangkan Kemunduran Sara: Gerindra Kehilangan Corong Anak Muda dan Perempuan?

ruminews.id, Jakarta – Langkah mengejutkan datang dari Senayan. Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, resmi menyatakan mundur dari kursinya sebagai wakil rakyat periode 2024–2029. Keputusan itu ia sampaikan dengan nada lirih dalam sebuah video di akun Instagram pribadinya, Rabu (10/9/2025). Keponakan Presiden Prabowo Subianto itu juga menyertakan permintaan maaf, menyinggung kembali ucapan lamanya pada Februari 2025 yang sempat memantik kontroversi.

Namun, mundurnya Sara—begitu ia akrab disapa—tak sekadar ditanggapi sebagai pilihan pribadi. Gelombang suara publik justru melahirkan spekulasi, dugaan, hingga penilaian yang berlapis-lapis. Di balik itu, terselip suara dari Sulawesi Selatan. Sarman Alamsyah Ketua Umum GMNI Sulsel, menilai keputusan Sara justru menjadi kerugian besar bagi Partai Gerindra, juga bagi generasi muda dan kaum perempuan yang selama ini ia wakili.

“Bagi kami, Mbak Saraswati tetap dibutuhkan di parlemen. Ia adalah corong anak muda dan perempuan, suara yang selama ini berani melawan arus. Karenanya, pengunduran diri ini perlu ditinjau ulang oleh Fraksi Gerindra,” ujar Sarman tegas.

Sarman menilai, Sara adalah korban dari framing buruk yang ditebar oleh kelompok-kelompok tak bertanggung jawab. Padahal, jejak perjuangannya di Senayan tak bisa dihapus begitu saja. Ia tercatat sebagai sosok yang gigih memperjuangkan lahirnya undang-undang yang ramah bagi penyandang disabilitas, bersuara lantang untuk hak-hak perempuan, serta membuka ruang selebar-lebarnya bagi anak muda untuk menyalakan mimpinya dan tumbuh dengan gagah di panggung nasional.

“Kerja-kerja yang dilakukan Mbak Saraswati begitu nyata. Ia hadir bersama kami, khususnya GMNI Sulsel, bukan sekadar simbol. Desember 2024, kehadiran beliau adalah bukti kepeduliannya membangun sinergi dengan anak muda bangsa ini,” tambah Sarman.

Di sisi lain, Fraksi Gerindra memilih menghormati langkah yang diambil Sara. Sekretaris Fraksi Gerindra DPR RI, Bambang Hariyadi, menyebut pengunduran diri itu sebagai bagian dari tanggung jawab pribadi. Menurutnya, pernyataan Sara dalam podcast yang sempat menjadi sorotan, sebenarnya dimaksudkan untuk memberi semangat pada perempuan agar terlibat dalam ruang ekonomi kreatif.

“Kami melihat kontennya baik-baik saja, bahkan inspiratif. Namun, keputusan itu tetap kami hormati. Per hari ini, fraksi telah menonaktifkan beliau sembari menunggu proses di Mahkamah Partai,” ujar Bambang.

Kini, jejak langkah Sara di parlemen mungkin terhenti, tapi gema perjuangannya masih menyisakan pertanyaan: akankah suara muda, suara perempuan, dan suara kaum disabilitas kehilangan salah satu pembelanya? Atau justru pengunduran diri ini menjadi pintu bagi babak baru yang lebih luas bagi seorang Rahayu Saraswati?

Scroll to Top