ruminews.id – Makassar, Advance Training atau Latihan Kader (LK III) tingkat nasional yang diadakan oleh Badan Koordinasi HMI Sulawesi Selatan berlokasi di Sultan Alauddin Hotel and Convention, Kota Makassar, Rabu (28/5/20125) dihadiri oleh Ketua Umum PB HMI periode 2004-2006, Hasanuddin sebagai narasumber.
Membahas lebih dalam terkait “Penafsiran Al Quran dan Pendalaman Islam Melalui Pendekatan Fisika Kuantum”, Hasanuddin atau sapa Kak Acang menyampaikan relevansi fisika kuantum sebagai pendekatan dalam memahami islam.
Hasanuddin menyampaikan perlu adanya diskursus kader HMI dalam melihat penafsiran Al Quran melalui pendekatan-pendekatan yang saintifik.
“Kalau kita lihat hari ini, menggunakan pendekatan fisika klasik dalam mempelajari atau mendalami nilai-nilai islam sudah tidak relevan. Perlu pendekatan berbeda untuk mempelajari islam, seperti pendekatan fisika kuantum yang harus lebih di fokuskan lagi. Ini menjadi diskusi menarik bagi seluruh kader HMI dalam melihat lebih dalam ajaran atau nilai-nilai islam, terlebih islam merupakan landasan fundamental HMI.” ujar Hasanuddin saat menyampaikan materinya.
Hasanuddin juga menyampaikan terkait keharusan kader HMI dalam rekonstruksi pemikiran dalam memandang islam yang relevan dengan perkembangan zaman.
“Islam sebagai ajaran yang mampu bertahan hingga akhir zaman, haruslah relevan dengan perkembangan zaman. Perkembangan teknologi menjadi keniscayaan bagi ummat manusia dan kader HMI harus mampu beradaptasi dalam pemanfaatan teknologi, namun tidak boleh melenceng dari nilai-nilai islam.”tambahnya.
Lebih lanjut, Hasanuddin juga menyampaikan pentingnya kader HMI khususnya terhadap jebolan Advance Training (LK 3) kali ini untuk membangun kembali khazanah berdiskusi terkait keislaman.
“Budaya membaca dan diskusi yang diajarkan di HMI perlu kiranya dikembalikan dalam ruang-ruang keilmuan khususnya diskursus terkait keislaman. Harus ada lompatan pemikiran dari HMI melihat perkembangan zaman hari ini, tidak terus bicara revolusi industri dan teknologi 4.0 saja, namun sudah harus mampu bicara 5.0,6.0 dan seterusnya.” Tutupnya